Publik Diminta Kawal Pemilu 2019
diskusi publik Mengawal Profesionalisme Hakim dalam Proses Peradilan Pemilu di Ruang KK II, Gedung Bundar, Kompleks MPR-DPR/DPD, Jakarta Selatan, Selasa (2/4).

Jakarta (Komisi Yudisial) – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) memiliki desain pencegahan beredarnya politik uang di hari tenang. Sasaran politik uang adalah kaum perempuan. Oleh karena itu, Bawaslu mengajak para perempuan untuk menolak hal itu.
 
“Kami melakukan patroli pengawasan dari provinsi, kabupaten/kota, pengawasan ke desa dan kelurahan, melakukan pengawasan di TPS, serta mengecek ruang-ruang terbuka dan tertutup untuk mencegah terjadinya politik uang. Biasanya sasaran utama politik uang itu adalah perempuan. Oleh karena itu, kami juga gencar mendorong Gerakan Perempuan Menolak Politik Uang,” kata Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo di hadapan peserta diskusi publik Mengawal Profesionalisme Hakim dalam Proses Peradilan Pemilu di Ruang KK II, Gedung Bundar, Kompleks MPR-DPR/DPD, Jakarta Selatan, Selasa (2/4).
 
Ratna menjelaskan, ada 44 kasus yang sudah diproses, tetapi dalam proses tersebut juga menemukan hambatan terkait regulasi. “Hambatan yang kami hadapi adalah ketersediaan regulasi yang memadai, yakni ada pasal yang tidak konsisten sehingga ada kasus yang sama tetapi mendapat perlakuan yang berbeda. Karena itu harus ada pemahaman antara polisi, jaksa dan Bawaslu,” tambah Ratna.
 
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini yang juga menjadi narasumber dalam diskusi publik tersebut menekankan pentingnya keterlibatan civil society dalam mengawal pelaksanaan pemilu yang jujur dan berintegrasi.
 
“Peserta pemilu tahun 2019 ini bertambah banyak. Pemilu tahun ini merupakan pemilu yang paling besar, kompleks, rumit dan kompetitif dari sisi teknis dan konstelasi dalam penyelenggaraan pemilu di dunia,” ujar Titi.
 
Pada Pemilu 2019, lanjut Titi, pengetahuan dan pemahaman atas penyelenggaraan pemilu legislatif masih relatif rendah. Hal ini berpotensi meningkatnya sengketa. Bukan hanya karena aktor kontestan pemilu yang makin banyak, tetapi juga karena kompetisi yang sangat kompetitif. (KY/Priskila/Festy)

Berita Terkait