Mataram (Komisi Yudisial), Penghubung Komisi Yudisial (PKY) Nusa Tenggara Barat, berkreasi dalam mengenalkan dunia peradilan kepada masyarakat.  Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) MataraM serta Sekolah Pedalangan Wayang Sasak, PKY NTB menyelenggarakan Kampanye Peradilan Bersih, dengan pendekatan budaya yakni menggelar pertunjukan Wayang Sasak,  dan pembacaan puisi di Gedung Serba Guna Gondang, Lombok Utara, Jum’at (29/4). 
 
Perhelatan Wayang Sasak yang dimainkan oleh dalang muda Bayu Putra mengambil  lakon Beriuk Jagaq Peradilan Bersih, mendapat apresiasi dan antusiasme masyarakat. Isi pesan pagelaran wayang  berkisah tetang kegelisahan rakyat tentang dunia peradilan yang mereka nilai tak adil, terutama bagi rakyat kecil.
 
“Saya bingung dengan peradilan sekarang ini, di mana letak keadilannya?” kata Amaq Kesek, tokoh punakawan dalam salah satu cuplikan dialog dalam wayang. 
 
Terhadap ide dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat ini,  Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar, menyampaikan kegembiraannya.
“Inilah pementasan Wayang Sasak terbaik yang pernah saya tonton,” kata Najmul. 
 
Ia menyatakan kesiapannya bersama jajaran Pemda  dan masyarakat KLU untuk bersama-sama mendukung terwujudnya peradilan bersih.  “Satu hal yang saya tangkap malam ini bahwa kita tidak sendiri dalam upaya mencari keadilan. Kehadiran KY semakin memperkuat keyakinan kita bahwa Peradilan bersih itu masih bisa kita wujudkan bersama.” ungkap Najmul.
 
Sementara, menurut Elza Fais, KY hadir bersama-sama publik untuk menciptakan peradilan bersih untuk semua pencari keadilan. “Segala upaya harus kita lakukan bersama untuk terwujudnya peradilan bersih, termassuk upaya kreatif malam ini, mengkampanyekan peradilan bersih melalui medium budaya, pentas wayang sasak.”  ungkas  Elsa.
 
Selain dihadiri oleh Bupati Lombok Utara, terlihat hadir Ketua Aji Mataram,  Fitri Rachmawati, dan dari kalangan akademisi Hotibul Umam, dari Fakultas Hukum Universitas Mataram.

Berita Terkait