Pegawai KY Diberi Pembekalan Seputar Wawasan Kebangsaan
Komisi Yudisial (KY) menggelar Ceramah Wawasan Kebangsaan bertajuk Membangun Semangat Kebangsaan untuk Meningkatkan Integritas, Disiplin dan Jiwa Korsa, Rabu (22/1) di Auditorium KY, Jakarta.

Jakarta (Komisi Yudisial) - Untuk lebih menguatkan pemahaman kebangsaan, Komisi Yudisial (KY) menggelar Ceramah Wawasan Kebangsaan bertajuk Membangun Semangat Kebangsaan untuk Meningkatkan Integritas, Disiplin dan Jiwa Korsa, Rabu (22/1) di Auditorium KY, Jakarta.
 
Hadir sebagai pembicara adalah cendikiawan muda Yudi Latif yang juga Mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
 
Pada kesempatan tersebut Yudi mengatakan bahwa Indonesia sangatlah luas. Apabila KY mengatasnamakan Indonesia, maka KY harus berimajinasi yang luas juga sejauh seluruh wilayah yang dimiliki Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
 
"Sabang Merauke baru daratan saja, belum luas lautannya hingga 200 Mil jauhnya, hingga kadang Indonesia disebut benua lautan bukan benua daratan," ucap Yudi saat memberikan bayangan luasnya negara Indonesia.
 
Yudi juga mengatakan gambaran Indonesia dari keberagaman yang ada berdasarkan sila Pancasila yang pertama adalah keberagaman Agama yang dimiliki manusianya. Lalu sila kedua Pancasila, Yudi menggambarkan bahwa Indonesia memiliki ras yang sangat beragam yaitu, Negroid, Mongoloid, Kaukasoid, dan lain- lain. Meski kadang rasnya sama, tapi warna kulitnya bisa saja berbeda hal ini dikarenakan faktor DNA nya.
 
"Beragam suku ras di Indonesia ini menyebabkan sulitnya kita mencari ras yang benar - benar asli Indonesia, karena sudah bercampur - campur DNA nya," ungkap Yudi.
 
Yudi melanjutkan, sila ketiga menggambarkan bahwa beragam ras ini menjadikan Negara Indonesia multi etnis. Lalu sila keempat yang menggambarkan banyaknya pandangan terhadap politik dan sila kelima menggambarkan setiap individu berasal dari status sosial yang berbeda. Dari seluruh keberagaman ini, tentu banyak perbedaan yang terjadi. Untuk itu, maka Indonesia butuh pemimpin yang dapat memberikan pandangan yang bisa menyederhanakan suatu persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini.
 
“Seorang yang memimpin negara ini harus bisa melihat adanya keberagaman suku bangsa, warna kulit, agama, pandangan politik dan sosial yang dimiliki Indonesia, dan semua itu bisa ditarik ke dalam lima sila yang ada di Pancasila. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat menyederhanakan suatu permasalahan yang rumit yang dialami bangsa ini, seperti halnya keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia," jelas Yudi.
 
Menurut Sekretaris Jenderal KY Tubagus Rismunandar Ruhijat, ceramah kebangsaan memang penting disampaikan kepada seluruh pejabat dan staf yang berada d di lingkungan Sekretariat Jenderal KY agar lebih memahami perbedaan satu sama lain. Untuk itu, dirinya berharap setiap individu yang menerima ceramah ini dapat memahami dan mengamalkannya dalam lingkup kerjanya dalam kedinasan sehari-hari. (KY/Adnan/Festy)

Berita Terkait