KY Tegaskan Tidak Ada Intervensi dalam Seleksi CHA
Komisi Yudisial (KY) menggelar media gathering untuk meningkatkan sinergisitas KY dengan media massa bertema “Kolaborasi KY dan Media Massa dale Mewujudkan Peradilan Bersih”, Sabtu-Senin (1-3/10) di Citarik, Sukabumi, Jawa Barat.

Sukabumi (Komisi Yudisial) – Komisi Yudisial (KY) menggelar media gathering untuk meningkatkan sinergisitas KY dengan media massa bertema “Kolaborasi KY dan Media Massa dale Mewujudkan Peradilan Bersih”, Sabtu-Senin (1-3/10) di Citarik, Sukabumi, Jawa Barat. Media gathering yang diikuti oleh puluhan media massa ini diisi dengan diskusi, rafting, paint ball, fun games, dan malam keakraban.

 

Dalam pembukaan media gathering, Sabtu (1/10), Anggota KY Amzulian Rifai yang pernah bekerja di media massa di Sumatera Selatan menjelaskan bahwa peran media massa sangat penting bagi KY. Media diharapkan dapat memahami wewenang dan tugas KY, serta menyampaikan informasi terkait KY kepada masyarakat. Secara esensi, tujuan media sama dengan KY, yaitu ingin peradilan yang lebih baik dan dipercaya publik.

 

“Setelah pandemi, baru kali ini kita bertemu lagi. Kita bertemu di tempat yang asri ini, agar rileks, karena pasti bosan bertemu di kantor dan hotel saja,” seloroh Amzulian.

 

Salah satu wewenang KY adalah mengawasi hakim Dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari, maka hakim berpedoman pada 10 butir Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim yang tercantum dalam Peraturan Bersama KY dan Mahkamah Agung (MA).

 

Amzulian menggoda media yang hadir bahwa pasti berpikir tentang hakim agung yang baru ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Amzulian menegaskan, KY hanya fokus pada 10 butir kode etik, sedangkan proses hukum ada di di tangan aparat penegak hukum.

 

"Setuju atau tidak setuju, kita harus terikat pada 10 butir kode etik hakim itu. Meskipun sebenarnya kita mau lebih, tapi kita harus patuh hukum. Banyak yang lapor ke KY, tetapi tidak sesuai tupoksi. Misalnya soal putusan perkara, padahal kita hanya bisa terkait soal etik saja,” beber Amzulian.

 

Amzulian juga menyinggung terkait proses seleksi calon hakim agung (CHA) dan calon hakim ad hoc Hak Asasi Manusia (HAM) di MA saat ini. Amzulian mengakui mencari hakim ad hoc HAM di MA tidak mudah, sampai hari ini masih belum ideal jumlah pendaftarnya. KY ingin orang yang berkualitas yang bisa masuk ke MA, sehingga track record calon itu penting.

 

“Seleksi CHA itu penting. Banyak yang berusaha intervensi, tapi saya bisa menjamin bahwa selama saya sebagai komisioner, hal itu tidak bisa. Jika ada teman media tahu cara untuk track record hakim, mari kita diskusikan,” tegas Amzulian (KY/Noer/Festy)


Berita Terkait