Jakarta (Komisi Yudisial) - Hakim Agung Jupriyadi menyemangati para peserta Sosialisasi dan Penjaringan Seleksi Calon Hakim Agung (CHA) Tahun 2024 untuk ikut mendaftar. Ia juga menceritakan  beban perkara yang ditanganinya sebagai hakim agung. 

Pada  2023, Jupriyadi berhasil menyelesaikan tiga ribuan perkara. Dalam memutus sebanyak itu selain dibantu hakim agung Kamar Militer, di MA ada asisten, pemilah, operator dan staf. Sebagai hakim agung, maka lebih banyak membaca berkas untuk menentukan apakah penerapan hukumnya sudah benar atau tidak. 

"Ketika sistem dijalankan dengan sebagaimana mestinya, tidak ada pekerjaan yang berat. Jadi, tidak usah menganggap jadi hakim agung itu susah. Tidak usah membayangkan sehari 24 jam itu tidak cukup. Cukup, sepanjang kita mengalokasikan waktu untuk memikirkan perkara dan istirahat,” ujar Jupriyadi.

Ia masih sering terdengar bahwa banyak hakim karier yang belum berani mendaftar. Ia memberikan semangat kepada seluruh peserta agar tidak memiliki kekhawatiran berlebih.

“Rekan semua, tidak ada istilahnya dipermalukan. Sering saya sampaikan ke Ketua KY, memang manusia ketika berkarier di pengadilan, seperti saya yang sudah dilantik dari tahun 1992, pasti ada kesalahan atau kekurangan. Tetapi seiring berjalan waktu, makin ke depan makin berusaha menjadi lebih baik,” beber Jupriyadi.

Jupriyadi ingat pernah ditanya Anggota KY dalam proses seleksi, apakah pernah dilaporkan ke KY. Di pengadilan yang ramai, seperti di Jakarta, jika belum pernah dilaporkan ke KY rasanya tidak mungkin. 

“Jadi rekan semuanya, khususnya hakim karier, tidak usah ragu dan daftar saja. Kebutuhan hakim agung ini sedikit, tapi yang daftar sudah banyak. Sedikit itu, belum tentu tertutup. Hakim karier daftar, jika tidak lolos, toh tidak akan kehilangan jabatan hakim karier-nya. Siapa lagi yang akan membangun MA jika tidak kita-kita ini,” pungkas Jupriyadi. (KY/Noer/Festy)