Gelar Rapat Kerja Tahun 2017, KY Fokuskan Inovasi untuk Melayani
Ketua Komisi Yudisial (KY) Aidul Fitriciada Azhari membuka Rapat Kerja KY Tahun 2017 bertema Berinovasi Untuk Melayani, Kamis (16/2)

Bandung (Komisi Yudisial) - Ketua Komisi Yudisial (KY) Aidul Fitriciada Azhari membuka Rapat Kerja KY Tahun 2017 bertema Berinovasi Untuk Melayani, Kamis (16/2), di Hotel Bidakara Savoy Homman, Bandung. Rapat kerja tersebut diikuti oleh Pimpinan dan Anggota KY, Sekretaris Jenderal KY, Tenaga Ahli KY, dan para pejabat struktural di lingkungan Sekretariat Jenderal KY. Rapat kerja ini untuk memantapkan inovasi program di tahun 2017.
 
Dalam sambutannya, Aidul optimis kinerja KY, baik yang bersifat penegakan (represif) maupun pencegahan (preventif),  nantinya akan mendapat apresiasi oleh masyarakat. Hal itu mengingat KY telah melakukan upaya perencanaan program yang matang di tahun 2017 dan tahun 2018 mendatang.
 
Lebih lanjut Aidul menekankan, perencanaan yang matang itu harus diikuti dengan komitmen dan kerjasama tim. Jika hal Itu dilakukan, lanjutnya, semua program dan kegiatan KY di tahun 2017 dan tahun 2018 akan mudah terwujud.
 
“Dengan perencanaan yang matang maka keberhasilan di tangan sudah 50%, maka sisanya adalah komitmen kita menjalani tugas dan kerjasama baik internal maupun eksternal," papar Aidul optimis.
 
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal KY Danang Wijayanto menyampakan perlunya peningkatan program yang bersifat inovasi dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu, program perlu juga dikaitkan dengan nawacita yang sejalan dengan program nasional.
 
“Kita perlu berinovasi untuk kegiatan dan program KY di tahun 2017 yang dikaitkan dengan program nasional sesuai nawacita. Dalam hal ini, KY turut membangun karakter hakim di Indonesia," tambahnya.
 
Danang menyebut hal yang kemungkinan akan menjadi kendala  di tahun 2017 ini yaitu ketersediaan anggaran KY yang telah dipotong di awal tahun 2017. Hal ini berdampak pada pengurangan program di bidang-bidang tertentu.
 
“Dampak dari pemotongan tersebut menyebabkan kekurangan, terutama dalam penyelenggaraan rekrutmen hakim dan peningkatan kapasitas hakim. Maka, strategi untuk mencapai tujuan adalah dengan melakukan efisiensi agar program yang telah diinovasi di tahun ini dapat berjalan baik," pungkasnya. (KY/Adnan/Festy)

Berita Terkait